Senin, 13 Januari 2014

Reproduksi Hewan Mengagumkan : Penguin

Rahasia Reproduksi Hewan 

Makhluk hidup dapat menjaga kelanjutan generasinya melalui sistem reproduksi yang berfungsi sempurna. Akan tetapi, manusia dan hewan tidak cukup memiliki sistem reproduksi saja. Mereka juga memerlukan naluri khusus, yaitu naluri seksual, yang membuat proses reproduksi menjadi menarik. Bila tidak, kebanyakan hewan tidak akan mencoba melakukannya meski mempunyai kesempatan untuk bereproduksi. Demikian pula, mereka tentu menghindari kegiatan seksual saat menyadari sulitnya melahirkan, bertelur, dan masa pengeraman.

Dorongan seksual semata juga tidak akan cukup. Meskipun makhluk hidup berhubungan seksual dan menghasilkan individu baru, spesies mereka bisa saja punah bila mereka tidak diciptakan mempunyai naluri untuk melindungi dan merawat anaknya. Bila pasangan induk tidak memiliki rasa kasih sayang, seperti yang dimiliki sebagian besar makhluk hidup, suatu spesies bisa saja punah.
Mengenai hal ini, para pendukung evolusi memperbincangkan "kesadaran untuk memiliki keturunan". Menurut mereka, sebagaimana setiap individu berusaha keras melindungi diri sendiri, pasti mereka juga berusaha mengembangbiakkan spesiesnya. Akan tetapi, nyatanya seekor hewan tak dapat berpikir, "Generasiku harus terus berlanjut sepeninggal diriku, jadi aku harus berusaha sebisa mungkin". Hewan melindungi dan merawat anaknya bukan karena berharap keuntungan di masa depan, namun karena mereka sudah diciptakan dengan naluri seperti itu.

Sebaliknya, ada beberapa jenis hewan yang tidak mempunyai kasih sayang dan bahkan mengabaikan anaknya setelah dilahirkan. Hewan-hewan ini menghasilkan banyak keturunan setiap melahirkan dan sebagian anaknya dapat bertahan hidup tanpa perlindungan. Bila jenis hewan ini mempunyai naluri untuk melindungi anaknya, akan terjadi ledakan populasi spesies mereka dan akhirnya keseimbangan alam terganggu.

Singkatnya, sistem reproduksi yang merupakan prasyarat bagi kelangsungan kehidupan ini, merupakan sistem yang diciptakan Allah. Dia yang menghendaki kehidupan terus berlangsung. Allah adalah "Pemberi Kehidupan". Dia yang menciptakan makhluk hidup dan Dia yang menciptakan keturunannya hadir ke dunia. Semua makhluk hidup dapat hidup berkat Dia. Mereka berutang nyawa bukan kepada induknya, melainkan kepada Allah yang telah menciptakan mereka beserta induknya. Allah berfirman di dalam Al Quran:

"Dan Dialah yang menciptakan serta mengembangbiakkan kamu di bumi ini dan kepada-Nya-lah kamu akan dihimpunkan." (Surat Al Mu'minun: 79)
Pada halaman-halaman berikut, kita akan membahas sistem reproduksi yang dianugerahkan Allah kepada beberapa jenis makhluk hidup. Mereka menghadapi banyak rintangan dalam menjamin kelanjutan spesies mereka. Mereka melakukannya bukan karena dapat berpikir dan memutuskan untuk "menjamin kelangsungan spesies" namun karena rahmat dan kasih sayang yang Allah curahkan. Hewan-hewan ini hanyalah beberapa contoh makhluk yang memiliki sistem reproduksi menakjubkan. Pada kenyataannya, sistem reproduksi setiap makhluk merupakan keajaiban tersendiri.


Penguin: Hewan Yang Diciptakan Sesuai Iklim Kutub


           Di lingkaran kutub Antartika yang ditempati penguin, suhu dapat mencapai -40 C. Tubuh penguin diselimuti lapisan lemak tebal, sehingga mereka dapat bertahan hidup di lingkungan beku tersebut. Selain itu, sistem pencernaan mereka sangat maju, sehingga dapat menguraikan makanan dengan sangat cepat. Kedua faktor ini menjaga suhu tubuh penguin pada 40 C, yang membuat mereka dapat mengabaikan udara dingin.

Semuanya Hanya Untuk Anak Penguin
Penguin mengerami telurnya selama musim dingin di kutub. Yang mengerami telur bukanlah betina, melainkan yang jantan. Selain harus melawan suhu dingin yang mencapai -400 C, pasangan penguin harus menghadapi gletser pada musim ini. Selama musim dingin, gletser terus meluas, sehingga memperpanjang jarak antara tempat pengeraman dan laut sebagai sumber makanan terdekat. Jarak tersebut bisa mencapai lebih dari 100 km.

Penguin betina hanya bertelur satu butir. Telur dierami oleh si jantan, sedangkan si betina kembali ke laut. Selama empat bulan mengerami, penguin jantan harus menghadapi badai kutub yang terkadang mencapai kecepatan 100 km/jam. Karena harus menjaga telur, penguin jantan tidak punya kesempatan berburu. Sumber makanan terdekat juga jauh, kira-kira dua hari perjalanan. Penguin jantan dapat kehilangan setengah berat tubuhnya karena diam selama empat bulan tanpa makan apa-apa, namun telurnya tak pernah ditinggalkan. Meskipun tidak makan selama berbulan-bulan, penguin jantan tidak berburu, tetapi menahan laparnya.

Setelah empat bulan, telur mulai menetas dan penguin betina tiba-tiba muncul kembali. Selama masa tersebut, penguin betina tidak menyia-nyiakan waktu, tetapi mencari dan menyimpan makanan di dalam tubuhnya. Meskipun terletak di antara ratusan penguin lain, penguin betina dapat dengan mudah menemukan pejantan dan anaknya. Karena sang ibu selalu berburu di masa pengeraman, perutnya kini penuh. Ia mengosongkan perutnya dan mengambil alih tugas menjaga si kecil.

Saat musim semi tiba, gletser mulai mencair. Lubang bermunculan di es, yang menampakkan laut di bawahnya. Pasangan induk penguin mulai berburu ikan lewat lubang tersebut dan memberi makan anaknya.

Memberi makan si bayi adalah tugas sulit. Kadang-kadang pasangan induk tidak makan dalam jangka waktu lama demi memberi makan sang anak. Sarang juga tidak mungkin dibuat karena semuanya tertutup oleh es. Satu-satunya cara menjaga anak dari udara sedingin es adalah meletakkannya di atas kaki mereka dan menghangatkannya dengan perut mereka.
Bertelur membutuhkan waktu yang tepat. Mengapa penguin bertelur pada musim dingin dan bukan musim panas? Salah satu alasannya adalah: bila ia bertelur pada musim panas, perkembangan anak berlangsung pada musim dingin dan laut saat itu membeku. Tentu si induk akan kesulitan menemukan dan memberi makan anaknya akibat cuaca yang ganas dan jauhnya jarak mereka dengan laut, sumber makanan penguin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar